Berdasarkan pantauan satelit Terra dan Aqua dari badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terdapat sebanyak 75 titik Hotspot yang tersebar di sejumlah daerah kabupaten/kota yang ada di provinsi Riau, Rabu pagi (16/7). Sementara untuk total Hotspot di pulau Sumatera sebanyak 118 titik.

Dari 75 titik Hotspot tersebut,  Kabupaten Rokan Hilir merupakan daerah penyumbang Hotspot terbanyak yakni 34 titik yang diikuti oleh kabupaten Bengkalis dengan 19 titik, Pelalawan 7 titik, Dumai 4, Inhil 4, Kampar 3 dan Kuansing, Rohul, Siak, Inhu masing-masing satu titik Hotspot.

Masih berfluktuatifnya jumlah Hotspot di provinsi Riau ini tidak terlepas dari kondisi lahan dan hutan yang terbakar merupakan daerah gambut dengan kedalamannya bisa mencapai 7 meter. Selain itu sampai bulan Oktober mendatang, diperkirakan daerah Riau masih dilanda musim Kemarau kering.

Hingga saat ini sejumlah Helikopter milik BNPB terus dioptimalkan oleh Lanud Roesmin Nurjadin dalam memadamkan sejumlah titik api dengan melaksanakan Water Bombing setiap harinya. Selain itu, pesawat C-130 Hercules milik TNI AU terus memodifikasi cuaca dengan menaburkan Garam (NACL) di langit Bumi melayu ini.

Operasional Satgas Udara pada Siaga Bencana Asap provinsi Riau ini cukup efektif dalam upaya mencegah terjadinya bencana asap yang terjadi setiap tahun di Riau ini. Pelaksanaan Water Bombing dengan mengerahkan helicopter Sikorsky dan helikopter Komov dengan kemampuan sekali bombing 4 ton air tersebut mampu memadamkan sejumlah titik api yang ada. Sedangkan untuk pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) cukup berhasil dengan turunnya hujan disejumlah daerah dengan intensitas ringan sampai sedang.

Indikator keberhasilan pengendalian kebakaran lahan dan hutan di provinsi Riau dapat dilihat dari tingkat Indek Standar Pencemaran Udara (ISPU). Saat ini ISPU di seluruh wilayah provinsi Riau menunjukkan kategori Sehat. Selain itu jarak pandang atau visibility masih dalam kategori normal.