Lanud Roesmin Nurjadin   |      Kota Pekanbaru Propinsi Riau   |      0761-61456 ext. 9006

Penerbang Tempur harus mampu survival untuk bertahan hidup

Bagikan via:

Kemampuan bertahan hidup bagi para Penerbang Tempur saat menghadapi kondisi emergency adalah hal mutlak yang harus dimiliki untuk bertahan hidup. Dalam melaksanakan survival seorang Penerbang Tempur tidak hanya harus mampu memanfaatkan alam untuk mencari sumber makan dan minum tetapi juga harus mampu menghadapi berbagai rintangan untuk bisa menyelamatkan diri dari setiap ancaman pasukan musuh.

Selain kemampuan tempur udara, seorang Penerbang Tempur wajib menguasai dasar-dasar pertempuran darat untuk mampu sampai ke titik aman, yang merupakan lokasi dimana pasukan SAR Tempur kawan akan menjemputnya.

Danau Bandar Kahyangan Rumbai dipilih menjadi daerah latihan Survival Dasar bagi para Penerbang Tempur Lanud Roesmin Nurjadin kali ini. Latihan
Demikian yang dijelaskan Komandan Latihan Mayor Pnb Made Yogi saat berjalannya latihan Survival dasar dengan sandi “Lancang Kuning 22” yang digelar di hutan dan Danau Buatan Bandar Kayangan Lembah Sari Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru-Riau, Sabtu (26/2/22).

Semalam dilokasi latihan digelar juga doa bersama diawali dengan shalat Magrib berjamaah dengan mengundang tokoh masyarakat setempat.

“Latihan survival dasar ini dibagi menjadi dua skenario yaitu survival di hutan (jungle survival) dan survival di laut (sea survival). Di mana, setiap jenis survival memiliki skenario yang berbeda-beda. “Pembagian skenario latihan ini, bertujuan memberikan dua gambaran yang berbeda kepada pelaku latihan saat harus menghadapi jenis survival yang berbeda,” ujar Made Yogi.

Mayor Pnb Made Yogi menjelaskan bahwa sesuai dengan skenario, satu flight dari pesawat tempur Lanud Rsn sedang melaksanakan patroli udara bersenjata di daerah perairan Riau, tanpa diduga sebuah missile berhasil mengenai sayap salah satu pesawat, yang mengharuskan pilot melaksanakan eject, pesawat lainya membalas tembakan kesasaran darat, namun harus kembali ke homebase karena keterbatasan fuel, sedangkan Pilot yang berhasil eject dan selamat harus melaksanakan sere ke daerah aman (rv point) agar tidak tertangkap kekuatan musuh, meskipun para penerbang mendarat di lokasi yang dekat dengan wilayah kekuasaan gerakan musuh, sehingga harus bertahan hidup sampai datang bantuan pertolongan.

“Keberhasilan seorang penerbang di medan tempur, tentunya dibekali dengan pengetahuan GPS, kompas, HTF (penyeberangan basah, lempar pisau, rayap,tambang dannjaring), psikologi lapangan, berbivak, pendadakan dan escape, serta kegiatan survival air (renang, balik perahu, tanda sar dan Hoist)”,ujar Made Yogi.

Kemudian Made menjelaskan, selama dua hari ini, proses jalannya latihan survival berjalan dengan aman dan lancar, setiap hambatan dan rintangan baik siang maupun malam dapat dilalui dengan semangat.
“Mudah-mudahan dengan latihan ini dapat menambah wawasan, ilmu pengetahuan yang bermanfaat dilapangan nantinya”,ujar Mayor Pnb Made Yogi.