Lanud Roesmin Nurjadin   |      Kota Pekanbaru Propinsi Riau   |      0761-61456 ext. 9006

Danlanud Roesmin Nurjadin Ikuti Rakor Satgas Karhutla Provinsi Riau

Bagikan via:

Komandan Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin Marsma TNI Mohammad Nurdin mengikuti Rapat Koordinasi Dengan Satuan Tugas Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Riau Serta Kabupaten/Kota antara Pemerintah Provinsi Riau dengan Badan Nasional Penanggulanan Bencana, bertempat di Gedung Daerah Balai Serindit Gubernuran Riau, Rabu (7/6/2023).

Menurut prediksi BMKG Indonesia akan memasuki musim kemarau yang lebih kering dari tahun-tahun sebelumnya karena pengaruh dari El Nino. Fenomena El Nino ini akan mempengaruhi panjangnya musim kemarau yang menyebabkan awal musim hujan tahun ini di beberapa daerah mengalami kemunduran.

Menyikapi hal itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, S.Sos., M.M., menggelar Rapat Koordinasi Dengan Satuan Tugas Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Riau.

Mengawali acara, dalam paparannya Gubernur Riau Drs. H. Syamsuar, M.Si. menyampaikan dihadapkan luas wilayah Provinsi Riau maka dibutuhkan wahana patroli berupa satu unit pesawat setara Cessna Caravan. Berdasarkan sebaran kejadian karhutla dan keberadaan bandara di Provinsi Riau maka wilayah operasi dibagi atas 3 bagian, yaitu Wilayah Operasi Utara, dengan home base Bandara Pinang Kampai (Kota Dumai), Wilayah Operasi Tengah sebagai main base, di Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin (Kota Pekanbaru), dan Wilayah Operasi Selatan dengan home base Bandara Japura (Kabupaten Indragiri Hulu).

Lebih lanjut Gubri menyampaikan setiap home base dapat ditempatkan dua hingga tiga helikopter _water bombing_, tergantung kebutuhan/kejadian Karhutla dalam kurun waktu tertentu.

Sementara itu Kepala BNPB dalam arahannya menyampaikan bahwa saat ini kita memasuki akhir siklus tiga tahun musim hujan yang panjang, dimana saat ini kondisinya hampir sama dengan kondisi di tahun 2019, untuk itu upaya pencegahan harus dilakukan sebaik mungkin, karena dampak dari Karhutla ini bisa menjadi masalah di regional dan bahkan global.

Letjen TNI Suharyanto mengapresiasi langkah-langkah yang diambil Pemprov Riau, melihat pengalaman dan kemampuan satgas-satgas yang dibentuk tinggal pelaksanaan di lapangan. Ditambahkannya pelaksanaannya harus benar-benar efektif dan berhasil karena Karhutla ini mendapat perhatian yang serius dari banyak pihak mulai Presiden RI sampai dengan pimpinan lembaga terkait.

Pada kesempatan yang sama dalam sesi diskusi, Danlanud Roesmin Nurjadin Marsma TNI Mohammad Nurdin menyampaikan beberapa hal diantaranya di fase preventif, pelaksanaan TMC selama 11 hari efektif meningkatkan curah hujan sebesar 18-22 persen, namun harus diperhatikan apabila ini tidak terkendali dan terukur akan menimbulkan masalah seperti banjir.

“Selanjutnya terkait dengan komposisi Heli _water bombing_ dan patroli, saat ini ada tiga heli water bombing dan tiga patroli, melihat dinamika di lapangan, kami cenderung menyarankan komposisi _water bombing_ lebih banyak daripada patroli ”terang Danlanud. Hal tersebut senada yang disampaikan oleh Gubri diawal paparannya, menurut Danlanud hal ini untuk mengantisipasi masa perawatan Heli Water Bombing sehingga apabila sedang dibutuhkan dan kesiapan berkurang maka pekerjaan akan lebih besar karena harus menutup satu atau dua spot yang tidak bisa tercover oleh pesawat yang perawatan.