Lanud Roesmin Nurjadin   |      Kota Pekanbaru Propinsi Riau   |      0761-61456 ext. 9006

Bersama Ratusan Warga Danlanud Roesmin Nurjadin Shalat Idul Fitri Di Apron Base Ops

Bagikan via:

Ratusan masyarakat bersama dengan warga Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin mengikuti Shalat Idul Fitri 1445 H/2024 M yang digelar di Apron Base Ops. Rabu (10/4/2024).

Shalat Idul Fitri 1445 H/2024 M yang diikuti Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Marsma TNI Feri Yunaldi, S.E., M.Han., beserta Ketua PIA Ardhya Garini Cabang 12/Daerah I Lanud Roesmin Nurjadin Ny. Wiwi Feri Yunaldi dan pejabat Lanud Roesmin Nurjadin.

Sebelum dimulainya Shalat Idul Fitri, Danlanud Roesmin Nurjadin dalam sambutannya menyampaikan, Hari Raya Idul Fitri adalah hari yang sangat mulia, merupakan hari kemenangan, hari yang penuh berkah, hari pembersihan segala dosa, kembali kepada kesucian lahir maupun batin.

“Hari Raya Idul Fitri juga merupakan moment yang tepat bagi kita untuk mempererat hubungan silaturahim, menghormati sesama dan juga berbagi dengan sesama.” lanjut Komandan.

Lebih lanjut Danlanud meminta bulan ramadhan yang telah dilalui sebagai bulan ibadah, bulan pendidikan, dan bulan latihan, untuk menjadikan prajurit Lanud Roesmin Nurjadin sebagai insan yang lebih baik dari sebelumnya.

“Marilah kita implementasikan nilai-nilai ramadhan dalam kehidupan sebagai prajurit, keluarga dan masyarakat, agar dalam setiap penugasan dan pengabdian mendapat ridho dari Allah SWT, dan akhirnya kita memiliki naluri, prajurit bermental tangguh dan berakhlak mulia.” ajak Danlanud.

Setelah sambutan Danlanud Roesmin selanjutnya dilanjutkan Sholat Idul Fitri yang dipimpin oleh Sertu Hermizan selaku Imam. Nampak para jamaah khusuk melaksanakan Shalat Idul Fitri.

Usai Shalat Idul Fitri dilanjutkan dengan khotbah yang disampaikan oleh Ustadz Dr. H. Saidul Amin, M.A., yang menyampaikan tentang tiga hal penting hikmah dari puasa Ramadhan yang telah dilalui, yakni liberasi, humanisasi, dan transendensi.

Liberasi adalah memerdekakan manusia, membebaskan manusia, kenapa demikian melalui puasa manusia menahan hawa nafsu yang mayoritas manusia telah diperbudak dan dijajah hawa nafsunya.

Humanisasi adalah memanusiakan manusia. Puasa telah mengajarkan seorang yang beriman untuk mengendalikan hawa nafsunya, dan menjadikannya manusia seutuhnya “Manusia yang mampu mengendalikan hawa nafsunya layak disebut manusia, sementara manusia yang sudah diperbudak hawa nafsunya adalah manusia yang telah kehilangan kemanusiaannya” lanjut Ustadz Saidul Amin dalam khotbahnya.

Dan yang terakhir yakni transendensi atau muragabah, meyakini bahwa setiap gerak-gerik kita, setiap perbuatan kita dilihat oleh Allah SWT, sehingga hal ini akan terus memupuk iman dan taqwanya serta menjadikannya menjadi makhluk yang bermanfaat bukan hanya bagi dirinya namun juga lingkungan sekitarnya.